Dampak Turnover Karyawan Tinggi

Dampak Turnover Karyawan Tinggi

Jaga Turnover Karyawan dengan Software HRIS

Tidak ada perusahaan yang mampu menghindari turnover karyawan yang tinggi.

Oleh sebab itu, tidak mungkin perusahaan dapat memuaskan seluruh karyawannya.

Bahkan perusahaan-perusahan yang masuk dalam daftar “The Best Companies to Work For”, pun mengalami turnover; walau umumnya tidak setinggi perusahaan yang lain.

Namun informasi-informasi yang ada akan membantu organisasi menjadi lebih baik.

Seperti yang dilakukan oleh sistem HRIS pada aplikasi Mekari Talenta, dalam sistem ini, informasi turnover karyawan dapat langsung disajikan dalam grafik.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

Sehingga perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan secara menual mengenai berapa jumlah karyawan yang keluar-masuk tiap bulannya.

Selain itu, exit interview juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai alasan mengapa karyawan memutuskan resign dari perusahaan secara lebih akurat.

Perusahaan tentunya juga dapat menggali masukan yang baik dari karyawan untuk memperbaiki situasi yang ada.

Baca juga: Pengertian, Manfaat, dan Penerapan Sistem HRIS Pada Perusahaan

Melakukan Exit Interview dan Feedback Berkala

Salah satu cara terbaik untuk memahami mengapa karyawan meninggalkan perusahaan adalah dengan melakukan exit interview yang komprehensif. Exit interview dapat memberikan wawasan berharga tentang masalah-masalah internal yang mungkin tidak terlihat oleh manajemen.

Selain itu, perusahaan harus aktif dalam mengumpulkan feedback berkala dari karyawan yang masih bekerja untuk mengidentifikasi potensi masalah dan memperbaiki lingkungan kerja sebelum terjadi turnover.

Karyawan Tidak Mendapatkan Penghargaan

Karyawan juga membutuhkan penghargaan dan pengakuan di tempat kerjanya. Mereka merasa termotivasi apabila kerja kerasnya diakui. Tingkat turnover karyawan tinggi bisa terjadi karena perusahaan tidak mengakui kinerja dan prestasi yang dilakukan oleh pekerjanya. Terlebih lagi, masalah ini lebih sering dirasakan oleh pekerja wanita. Budaya kerja patriarki yang memberikan penghargaan lebih kepada karyawan laki-laki membuat pekerja wanita keluar dari perusahaan.

Contoh Cara Menghitung Turnover Karyawan

Misalkan dalam satu tahun, sebuah perusahaan memiliki rata-rata 100 karyawan, dan 10 karyawan keluar dari selama periode tersebut. Dengan menggunakan rumus turnover karyawan, maka tingkat employee turnover yaitu 10%, dihasilkan dari (10 ÷ 100) × 100%.

Artinya, tingkat turnover karyawan di perusahaan tersebut adalah 10%. Dengan perhitungan ini, perusahaan dapat mengevaluasi apakah persentase tersebut berada pada level yang ideal atau memerlukan tindakan perbaikan.

Dengan melakukan perhitungan turnover secara berkala, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah sebelum menjadi lebih parah dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya.

Kompensasi dan Manfaat Kompetitif

Biaya hidup dari masa ke masa semakin tinggi. Anda bisa mempertimbangkan untuk memberikan kompensasi tambahan kepada karyawan, agar mereka tidak perlu khawatir soal ekonomi dan berpindah ke perusahaan lain yang menawarkan manfaat kompetitif yang lebih banyak.

Rumus Turnover Karyawan

Perhitungan employee turnover rate dapat menggunakan rumus berikut ini: (Jumlah Karyawan yang Keluar ÷ Rata-rata Jumlah Karyawan) × 100%.

Dengan formula ini, perusahaan dapat mengukur persentase karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam kurun waktu tertentu, memberikan wawasan tentang seberapa tinggi tingkat turnover mereka.

Membangun Lingkungan Kerja yang Positif

Lingkungan kerja yang sehat, mendukung, dan inklusif dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Manajemen harus memastikan bahwa karyawan merasa didengar, dihargai, dan dihormati dalam pekerjaan mereka.

Budaya perusahaan yang positif, transparansi dalam komunikasi, serta keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi adalah faktor penting yang mempengaruhi retensi karyawan.

Pengembangan Karier

Jenjang karier yang terstruktur dan jelas dapat meningkatkan motivasi kerja dan retensi karyawan. Selain itu, Anda juga bisa menawarkan pelatihan sesuai dengan minat dan bakat karyawan, sehingga kemampuan mereka bertambah dan kualitas kerja meningkat.

Kurangnya Apresiasi

Kurangnya apresiasi merupakan penyebab umum tingginya turnover karyawan di banyak perusahaan. Ketika karyawan merasa usahanya tidak dihargai, mereka cenderung mencari kesempatan lain. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu meningkatkan apresiasi terhadap karyawan. Salah satu cara adalah memberikan umpan balik positif secara rutin, mengakui pencapaian mereka, dan memberikan insentif yang sesuai.

Program pengembangan karir juga bisa membantu, memberikan karyawan peluang untuk tumbuh dalam perusahaan. Selain itu, budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Dengan mengatasi kurangnya apresiasi, perusahaan dapat mengurangi turnover karyawan dan membangun tim yang lebih produktif dan berkomitmen.

Memberikan Kompensasi yang Kompetitif

Salah satu alasan umum karyawan meninggalkan perusahaan adalah tawaran gaji yang lebih tinggi di tempat lain. Untuk mengurangi turnover, perusahaan harus memastikan bahwa kompensasi dan tunjangan yang mereka tawarkan kompetitif dengan pasar.

Selain gaji, tunjangan lain seperti asuransi kesehatan, waktu liburan, dan bonus juga dapat meningkatkan daya tarik perusahaan dan kepuasan karyawan.